KOMPOSISI RENCANA ANGGARAN BIAYA (Item Pekerjaan, Analisa Pekerjaan, Volume Pekerjaan, Harga Pekerjaan)
Nama : Cita Santuni
Nim : 2019D1B131
Kelas : 4E
Pertemuan ke 4
TUGAS
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK
Buatlah detail
penjelasan yang lengkap terkait:
1. Komposisi
pembentuk rencana anggaran biaya berikut dengan contoh(item pekerjaan, analisa
pekerjaan, volume pekerjaan, dan harga pekerjaan)
2. Dari
contoh yang di buat pada point satu kemudian buatkanlah contoh ‘’kurva s”
dengan memperkirakan waktu pelaksanaan yang efektif daan efisien
1.
Rencana
Anggaran Biaya
Rencana anggaran
biaya (RAB) adalah besarnya biaya yang diperkirakan dalam pekerjaan proyek yang
disusun berdasarkan volume dari setiap item pekerjaan pada gambar atau bestek.
RAB diajukan oleh kontraktor pada saat terjadi penawaran, yang mana RAB ini
dipakai patokan bagi kontraktor untuk mengajukan penawaran. Biaya ini disamping
tergantung pada volume, juga sangat tergantung pada upah tenaga kerja dan
karyawan, harga material yang dibutuhkan dan jasa kontraktor serta pajak.
RAB adalah
perhitungan rincian biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam proyek
konstruksi, sehinggan diperoleh estimasi biaya total yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek tersebut.
RAB = ∑ [ (volume) x Harga Satuan Pekerjaan]
Sedangkan definisi
rencana anggaran biaya (RAB) menurut para ahli akan dijelaskan sebagai berikut:
a.
J.A.
Mukoko
Dalam bukunya Dasar
Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, 1987 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek
adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan (proyek) yang telah
memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja, daftar upah, daftar
harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta daftar jumlah
tiap jenis pekerjaan.
b.
Bachtiar
Ibrahim
Dalam bukunya Rencana dan
Estimate Real of Cost,1993, yang dimaksud Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Proyekadalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah,
serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek
tersebut.
c.
Sugeng
Djojowirono
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.
Tujuan
pembuatan rencana anggaran biaya adalah:
- Agar biaya pembangunan yang dibutuhkan dapat diketahui sebelumnya
- untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kemacetan dalam proses pembangunan
- untuk mencegah terjadinya pemborosan dalam penggunaan sumberdaya Cost Estimate (estimasi biaya) atau dalamistilah populer yang disebut dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebelumnya harus dipahami sebagai Rencana Anggaran Biaya yang diserahkan kontraktor sebagai harga penawaran dan diserahkan pada waktu mengikuti pelelangan.
Manfaat
rencana anggaran
RAB berfungsi sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek,
mulai dari pemilihan kontraktor yang sesuai, pembelian bahan bangunan, sampai
pengawasan proyek agar berjalan sesuai dengan rancangan dan kesepakatan awal
Anda dengan kontraktor.
- Untuk
perbandingan secara berkala antara hasil nyata yan telah tercapai dengan target
- Untuk
menetapkan tujuan khusu operasinal usaha di masa yang akan datang
- Untuk
menetapkan gambaran taksiran biaya
- Untuk
menetapkan pengawasan terhadap semua kegiatan uasa
- Untuk
menetapkan suatu rencana biaya dalam pengelolaan usaha
- Untuk
mengadakan koordinasi semua jenis pekerjaan dalam usaha atau bisnis
- Untuk
pemekrisaan maju mundurnya kegiatan usaha
- Untuk pemberian tugas kepada bagian para pelaksana usaha
Tahap
yang dilakukan untuk menyusun RAB adalah sebagai berikut (Ervianto, 2005)
1. Melakukan
pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar untuk menyediakan
bahan atau material konstruksi secara kontinu.
2. Melakukan
pengumpulan data tentang upah para pekerja yang berlaku di daerah lokasi proyek
atau upah pada umumnyajika pekerja didatangkan dari luar daerah ke lokasi
proyek.
3. Melakukan analisis perhitungan bahan dan upah dengan menggunakan analisis yang diyakini baik dalam pembuatan anggaran. Dipasaran terdapat buku SNI analisa upah dan bahan.
Data-data yang diperlukan untuk penyusunan RAB sebagai berikut:
- Rencana anggaran biaya detail (kontraktor) Anggaran Biaya ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat desain konsultan perencana seperti gambar bestek dan rencana kerja dan syarat (RKS), dalam pengerjaan pembuatannya lebih terperinci, teliti dan menyeluruh karena sudah memperhitungkan segala kemungkinan seperti melihat medan pekerjaan di lapangan dan mempertimbangkan metode - metode pelaksanaan.
- Rencana anggaran biaya taksiran (owner) Rencana Anggaran Biaya dibutuhkan oleh pemilik untuk memutuskan akan melaksanakan ide / gagasan untuk membangunan proyek atau tidak biasanya masih dibantu dengan Studi Kelayakan Proyek. Rencana Anggaran Biaya kasar ini juga dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara telit
3. faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan anggaran biaya suatu bangunan yaitu
Item
pekerjaan pada perencanaan rencana anggaran dasar (RAB)
a. Item
pekerjaan
Dalam pembangunan
konstruksi gedung/ruang dikenai istilah item pekerjaan pembangunan, item
pekerjaan pembagunan ini adalah pengelompokan kegiatan yang di klarifikasikan
sesuai komponen-komponen yang ada di dalam konstruksi bangunan. Pemahaman
terhadap item pekerjaan akan mempermudah dalam menyusun RAB dan menyusun
rencana kerja.
Item rincian yang wajib ada di dalam RAB
Berikut di bawah ini item rincian yang harus ada dalam RAB:
- Uraian pekerjaan. Jika pekerjaan konstruksi biasanya terdapat sub jenis pekerjaan misalnya pekerjaan persiapan, galian, urugan dan pekerjaan pondasi beton.
- Volume pekerjaan (Unit). Jika di dalam pengadaan barang biasanya digunakan satuan unit. Sedangkan untuk pekerjaan konstruksi kebanyakan dihitung dalam satuan meter persegi (m2), meter kubik (m3), atau unit.
- Harga satuan. Jika pengadaan barang cukup mengalikan harga satuan dengan unit barang sehingga ditemukan biaya belanja modal. Sedangkan untuk pekerjaan konstruksi dipisah menjadi dua bagian, yaitu harga jasa atau harga jasa berikut materialnya. Kemudian, kalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan.
- Total upah pekerja. Upah pekerja ini umumnya hanya untuk pekerjaan jasa konstruksi saja, yaitu didapatkan dari biaya per jam x estimasi waktu pekerjaan x total pekerja.
- Total material bahan bangunan.
- Grand Total, yaitu jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan total material atau perkalian volume dengan total upah.
Ada beberapa langkah yang
harus di perhatikan dalam menghitung RAB
a. Mempersiapkan
gambar kerja
b. Menghitung
volume pekerjaan
c. Membuat
dan menentukan harga satuan pekerjaan
d. Menghitung
jumlah biaya pekerjaan
e. Rekapitulasi
1.
Analisa
pekerjaan
adalah
proses sistematis mengumpulkan informasi tertulis tentang jenis pekerjaan apa
yang harus dilakukan di perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Analisis
pekerjaan bertujuan untuk menganalisis jenis pekerjaan, kualifikasi pekerja,
perhitungan beban kerja, penempatan pekerja, dan menentukan standar kualitas
pekerjaan.
2.
Elemen
Analisa satuan pekerjaan
Dalam
RAB diperlukan harga satuan pekerjaan yang terdiri dari 3 jenis harga, yaitu
harga satuan bahan, harga satuan tenaga dan harga satuan alat. Harga-harga
tersebut harus diketahui terlebih dahulu dari hasil survey lapangan di mana
proyek tersebut dilaksanakan.
Kemudian
harga-harga satuan ini dikalikan dengan setiap koefisien yang telah ditentukan.
Sehingga menjadi harga bahan, upah atau tenaga dan alat yang akan dijumlahkan
menjadi harga satuan pekerjaan. Dengan kata lain, besar atau kecilnya harga
satuan pekerjaan tergantung dari jumlah ketiga harga satuan tersebut yang
dipengaruhi oleh:
a. Harga satuan bahan dipengaruhi ketelitian
perhitungan kebutuhan bahan dari jenis-jenis pekerjaan.
b. Harga
satuan alat dapat disewa atau diinvestasi sesuai kondisi lapangan, efisiensi
alat, metode pelaksanaan, jarak angkut dan pemeliharaan setiap jenis alat.
c. Harga satuan upah atau tenaga dipengaruhi tingkat produktivitas dari pekerja
analisa yang di gunakan pada rencana anggaran biaya yaitu Analisa BOW dan Analisa SNI
a.
Analisa
BOW
BOW
adalah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan Dir. BOW pada tanggal
28 Februari 1921 nomor 5372 A pada jaman Belanda. Dalam analisa BOW, telah
ditetapkan angka jumlah tenaga kerja dan bahan untuk suatu pekerjaan. Prinsip
yang terdapat dalam metode BOW mencakup daftar koefisien upah dan bahan yang
telah ditetapkan. Keduanya menganalisa harga (biaya) yang diperlukan untuk
harga satuan pekerjaan bangunan. Dari koefisien tersebut akan didapatkan
kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan.
Komposisi perbandingan dan susunan material serta tenaga kerja pada suatu
pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan harga material dan
upahyang berlaku pada saat itu. (Mukomuko,1985)
Menurut John. W. Niron dalam buku yang berjudul Pedoman Praktis Anggaran dan Borongan (Rencana Anggaran Biaya Bangunan), 1990 analisis BOW merupakan suatu rumusan penentuan harga satuan tiap jenis pekerjaan. Satuannya ialah Rp.…./m3, Rp. …./m2, Rp. …./m’. Tiap jenis pekerjaan tercantum indeks analisis yang paten.
Ada
2 (dua) kelompok angka/ koefisien dalam analisa, yaitu:
· Pecahan/angka
satuan untuk bahan (indeks satuan bahan)
· Pecahan/angka
satuan untuk tenaga kerja (indeks satuan kerja)
Kegunaan
nya:
· Kalkulasi
bahan yang di butuhkan
· Kalkulasi
upah yang mengerjakan
analisa BOW ini hanya digunakan sebagai tambahan pengetahuan jika diajarkan di sejumlah universitas di Indonesia. Karena dengan seiringnya perkembangan zaman ternyata sistem analisa ini sudah tidak banyak digunakan karena sudah ada standar nasional indonesia (SNI) RAB yang memberikan nilai koefisien bahan dan tenaga terbaru menyesuikan perkembangan situasi pembangunan sekarang. Penggunaan analisa BOW dapat menyebabkan pembengkakan RAB terutama pada angka koefisien tenaga. Sedangkan dalam pembuatan RAB dibutuhkan biaya yang seharusnya menggambarkan kondisi lapangan yang sebenarnya.
analisa BOW dalam RAB juga memiliki tiga jenis angka koefisien sebagai pengali angka koefisien
· bahan
bangunan,
· upah kerja dan
· peralatan bangunan.
Kelemahan Analisa BOW
a. Merupakan
produk lama yang belum diupdate sehingga sudah tidak sesuai dengan kondisi
sekarang.
b. Analisa
BOW mengharuskan adanya koefisien kebutuhan kepala tukang pada setiap
pekerjaan, kenyataannya dalam pelaksanaan pekerjaan belum tentu menggunakan
jasa kepala tukang yang akhirnya membuat hasil perhitungan RAB menjadi jauh
lebih besar.
c. Munculnya
jenis item pekerjaan baru yang tidak tercantum di dalam analisa BOW, seperti
adanya bahan bangunan tipe baru maka belum ada dalam analisa BOW.
d. Perkembangan teknologi khususnya dalam dunia konstruksi telah menghasilkan berbagai penemuan alat-alat proyek baru, contohnya alat berat yang belum ada di dalam analisa BOW.
b. Analisa SNI
SNI
merupakan pembaharuan dari analisa BOW (Burgeslijke Openbare Werken) 1921,
dengan kata lain bahwasanya analisa SNI merupakan analisa BOW yang
diperbaharui. Analisa SNI ini dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Pemukiman. Sistem penyusunan biaya dengan menggunakan analisa SNI
ini hampir sama dengan sistem perhitungan dengan menggunakan analisa BOW.
Prinsip
yang mendasar pada metode SNI adalah, daftar koefisien bahan dan upah tenaga
sudah ditetapkan untuk menganalisa harga atau biaya yang diperlukan dalam
membuat harga satu satuan pekerjaan bangunan. Dari kedua koefisien tersebut akan
didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan dan kalkulasi upah yang
mengerjakan. Komposisi perbandingan dan susunan material serta tenaga kerja
pada satu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan harga
material dan upah yang berlaku di pasaran.
Analisa harga satuan pekerjaan Standar Nasional Indonesia (AHS-SNI) dibutuhkan untuk menghasilkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan. RAB didapatkan dari harga upah, harga bahan dan harga alat yang diperoleh dari kondisi setempat.
Beberapa SNI-analisa biaya konstruksi antara lain:
a. SNI
03-2445-1991/SK SNI S-05-1990-F, Spesifikasi
ukuran kayu gergajian untuk
bangunanrumah dan gedung,
b. SNI
03-2495-1991/SKSNI S-18-1990-03, Spesifikasi bahan tambahan untuk beton,
c. SK
SNI S-04-1989-F, Spesifikasi bahan bangunan bagian A (Bahan bangunan bukan
logam),
d. SK
SNI S-05-1989, Spesifikasi baha bangunan bagian B (Bahan bangunan dari
besi/baja),
e. SK SNI-06-1989-F, Spesifikasi bahan bangunan bagian C (Bahan bangunan dari logam bukan besi),
Volume pekerjaan pada perencaan anggaran biaya
1.
Volume
pekerjaan
Yang dimaksud
dengan volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume
pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga disebut sebagai kubikasi pelerjaan.
Volume (kubikasi=) yang dimaksud dalam pengertian ini bukanlah merupakan volume
(isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu
kesatuan.
a. Volume
pekerjaan pondasi batu kali = 60 m3., mempunyai pengertian bahwa, volume
pekerjaan pondasi dihitung berdasarkan isi, yaitu panjang x lluas penampang
yang sama.
b. Volume
pekerjaan atap = 124 m2., mempunyai pengertian bahwa, volume pekerjaan atap
dihitung berdasarkan luas, yaitu luas bidang atap yang dapat bebbentuk
segitiga, persegipanjang, trapesium dan lain-lain.
c. Volume
pekerjaan lisplank = 27 m, volume pekerjaan lisplank dihitung
berdasarkan panjang, atau pekerjaan lisplank dapat juga dihitung berdasarkan
luas.
d. Volume
pekerjaan besi = 258 kg., volume pekerjaan besi dihitung berdasarkan berat dari
besi, yaitu jumlah panjang tulangan dikalikan dengan berat jenis besi yang
bersangkutan.
e. Volume
pekerjaan kunci tanam = 15 buah, volume pekrjaan berdsarkan banyaknya
kunci dan lain-lain.
cara
menghitung volume pekerjaan (RAB)
a. Pembersihan
Site atau Lokasi Tanah. Cara
menghitung volume: V = P x L. Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank.
b.
Cara menghitung
volume untuk
lokasi kosong V= (P + 2) x2+(L+2) x 2 Cara menghitung volume untuk lokasi yang
sekelilingnya terlah terbangun: V= (P + L) x 2
c. Galian
Tanah Pondasi. Missal pondasi berukuran lebar tapak 80 cm, lebar atas 30 cm,
tinggi 75 cm, dan panjang 48 cm. cara menghitung volume nya: VA= (a + b)/2 x h
x p
d. Urugan Pasir Dan Tanah. VA= h x b x p
Rumus perhitungan volume pekerjaan
a. Volume
untuk luasan item pekerjaan (m2) = panjang x lebar
b. Volume
untuk kubikasi item pekerjaan (m3) = panjang x lebar x tinggi
c. Volume
panjang item pekerjaan (m) = panjang / tinggi
d. Volume untuk borongan (ls, unit, buah) = esuai kesepakatan
Harga pekerjaan dalam perencanaan anggaran biaya
Harga Satuan Pekerjaan akan berbeda
antara daerah satu dengan daerah yang lain, hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan harga pasaran bahan dan harga / upah tenaga kerja yang berlaku di
setiap daerah. Jadi dalam menghitung dan menyusun Anggaran Biaya suatu proyek,
harus berpedoman pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan
di lokasi pekerjaan yang akan dibuat.
Yang
dimaksud dengan Harga Satuan Pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah
tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat dari
pasaran, dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan
Bahan, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di lokasi dikumpulkan dan
dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah.
Harga
satuan pekerjaan terdiri atas biaya langsung dan biaya dan biaya tidak langsung
a.
Biaya
langsung (direct cost)
Yang dimaksud dengan biaya langsung
adalah biaya yang berhubungan langsung dengan konstruksi atau bangunan. Adapun
biaya langsung menurut Malik (2012) diantaranya adalah:
· Biaya
untuk Bahan atau Material
Perhitungan biaya
langsung untuk biaya bahan atau material, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
-
Memilih bahan dan material dengan
spesifikasi dan kualitas memenuhi syarat
-
Mendapatkan harga terbaik dengan
spesifikasi dan kualitas memenuhi syarat yang telah ditentukan
-
Bahan sisa atau yang terbuang (waste)
-
Cara pembayaran kepada supplier atau
penjual
-
Cari harga yang terbaik yang masih
memenuhi syarat bestek
· Biaya
untuk upah tenaga kerja
Perhitungan biaya langsung mengenai
upah tenaga kerja ini, perlu diperhatikan beberapa hal hal sebagai berikut:
-
Upah tenaga kerja dibedakan menjadi upah
harian, borongan per unit volume atau borong keseluruhan (borong dol) untuk
daerah-daerah tertentu
-
Selain tarif upah perlu juga diperhatikan
faktor-faktor kemampuan dan kapasitas kerjanya
- Sumber daya yang berkaitan dengan tenaga
kerja atau buruh dan juga mandor, dapat direkrut dari daerah sekitar lokasi
proyek atau tidak. Bila tidak dapat dari daerah sekitar lokasi proyek dan harus
mendatangkan tenaga kerja atau buruh dari daerah lain ke daerah proyek, maka
akan ada biaya tambahan. Salah satu biaya tambahan yang dimaksud adalah biaya
transportasi dari daerah asal tenaga kerja atau buruh ke lokasi proyek, tempat
tinggal, gaji ekstra, dan lain sebagainya
-
Harus memperhatikan undang-undang tentang
tenaga kerja atau buruh yang berlaku
· Biaya
untuk penggunaan peralatan(equipments)
Hal-hal
yang harus diperhatikan tentang biaya peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi adalah sebagai berikut:
- Peralatan
yang akan dibeli oleh pihak pelaksana atau tidak disewa, perlu memperhatikan
bunga investasi, depresiasi, reparasi besar, pemeliharaan dan ongkos mobilisasi
- Jika
peralatan sewa, perlu diperhatikan ongkos keluar masuk garasi, ongkos tenaga
kerja yang mengoperasikan peralatan, bahan baku dan biaya operasional lainnya
c.
Biaya
tak langsung (indirirect cost)
Menurut Sastroatmadja (1984) biaya
tak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan
konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat ditiadakan dari proyek.
Macam-macam biaya tak langsung diantaranya adalah:
· Biaya
overhead:
-
Biaya personil di lapangan
- Biaya untuk pembuatan fasilitas sementara
proyek, seperti gudang, kantor sementara, penerangan, pagar, dan lain-lain
-
Bank garansi, bunga bank, ijin bangunan,
dan pajak
-
Peralatan kecil yang umumnya habis atau
terbuang setelah proyek selesai
-
Biaya personil di lapangan
- Biaya untuk pembuatan fasilitas sementara
proyek, seperti gudang, kantor sementara, penerangan, pagar, dan lain-lain
-
Bank garansi, bunga bank, ijin bangunan,
dan pajak
-
Peralatan kecil yang umumnya habis atau
terbuang setelah proyek selesai
Contoh Rancangan Anggaran Biaya RAB
KURVA 'S'
Kurva S sendiri adalah sebuah jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disajikan dalam bentuk grafis yang dapat memberikan bermacam ukuran kemajuan pekerjaan pada sumbu tegak dikaitkan dengan satuan waktu pada sumbu mendatar.Kurva S ini dapat dipakai untuk pengujian ekonomi dan mengatur pembebanan sumber daya serta alokasinya, menguji perpaduan kegiatan terhadap rencana kerja, pembandingan kinerja aktual target rencana atau anggaran biaya untuk keperluan evaluasi dan analisis penyimpangan. Kriteria kemajuan pekerjaan ditampilkan dalam bentuk persentase kumulatif bobot prestasi pelaksanaan atau produksi, nilai uang yang dibelanjakan, jumlah kuantitas atau volume pekerjaan, kebutuhan berbagai sumber daya dan masih banyak lagi ukuran lainnya.
Penyebab membentuk huruf S di dalam kurva S dikarenakan kegiatan proyek berlangsung sebagai berikut:
- Kemajuan pada awalnya bergerak lambat
- Diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang lebih lama.
- Akhirnya kecepatan kemajuan menurun dan berhenti pada titik akhir.
Komentar
Posting Komentar