KOMPOSISI RENCANA ANGGARAN BIAYA (Item Pekerjaan, Analisa Pekerjaan, Volume Pekerjaan, Harga Pekerjaan)



Nama  : Cita Santuni

Nim     : 2019D1B131

Kelas   : 4E

Pertemuan ke 4

TUGAS

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

Buatlah detail penjelasan yang lengkap terkait:

1.  Komposisi pembentuk rencana anggaran biaya berikut dengan contoh(item pekerjaan, analisa pekerjaan, volume pekerjaan, dan harga pekerjaan)

2.  Dari contoh yang di buat pada point satu kemudian buatkanlah contoh ‘’kurva s” dengan memperkirakan waktu pelaksanaan yang efektif daan efisien

1.     Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya (RAB) adalah besarnya biaya yang diperkirakan dalam pekerjaan proyek yang disusun berdasarkan volume dari setiap item pekerjaan pada gambar atau bestek. RAB diajukan oleh kontraktor pada saat terjadi penawaran, yang mana RAB ini dipakai patokan bagi kontraktor untuk mengajukan penawaran. Biaya ini disamping tergantung pada volume, juga sangat tergantung pada upah tenaga kerja dan karyawan, harga material yang dibutuhkan dan jasa kontraktor serta pajak.

RAB adalah perhitungan rincian biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam proyek konstruksi, sehinggan diperoleh estimasi biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.

RAB = ∑ [ (volume) x Harga Satuan Pekerjaan]

Sedangkan definisi rencana anggaran biaya (RAB) menurut para ahli akan dijelaskan sebagai berikut:

a.     J.A. Mukoko

Dalam bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, 1987 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan (proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek serta rencana kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya, serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan.

b.     Bachtiar Ibrahim

Dalam bukunya Rencana dan Estimate Real of Cost,1993, yang dimaksud Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyekadalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.

c.     Sugeng Djojowirono

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek merupakan perkiraan biaya yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi sehingga akan diperoleh biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek.

Tujuan pembuatan rencana anggaran biaya adalah:

  • Agar biaya pembangunan yang dibutuhkan dapat diketahui sebelumnya
  • untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kemacetan dalam proses pembangunan
  • untuk mencegah terjadinya pemborosan dalam penggunaan sumberdaya Cost Estimate (estimasi biaya) atau dalamistilah populer yang disebut dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebelumnya harus dipahami sebagai Rencana Anggaran Biaya yang diserahkan kontraktor sebagai harga penawaran dan diserahkan pada waktu mengikuti pelelangan.

Manfaat rencana anggaran

RAB berfungsi sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek, mulai dari pemilihan kontraktor yang sesuai, pembelian bahan bangunan, sampai pengawasan proyek agar berjalan sesuai dengan rancangan dan kesepakatan awal Anda dengan kontraktor.

  • Untuk perbandingan secara berkala antara hasil nyata yan telah tercapai dengan target
  • Untuk menetapkan tujuan khusu operasinal usaha di masa yang akan datang
  • Untuk menetapkan gambaran taksiran biaya
  • Untuk menetapkan pengawasan terhadap semua kegiatan uasa
  • Untuk menetapkan suatu rencana biaya dalam pengelolaan usaha
  • Untuk mengadakan koordinasi semua jenis pekerjaan dalam usaha atau bisnis
  • Untuk pemekrisaan maju mundurnya kegiatan usaha
  • Untuk pemberian tugas kepada bagian para pelaksana usaha

Tahap yang dilakukan untuk menyusun RAB adalah sebagai berikut (Ervianto, 2005)

1.     Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar untuk menyediakan bahan atau material konstruksi secara kontinu.

2.     Melakukan pengumpulan data tentang upah para pekerja yang berlaku di daerah lokasi proyek atau upah pada umumnyajika pekerja didatangkan dari luar daerah ke lokasi proyek.

3.     Melakukan analisis perhitungan bahan dan upah dengan menggunakan analisis yang diyakini baik dalam pembuatan anggaran. Dipasaran terdapat buku SNI analisa upah dan bahan.

 Data-data yang diperlukan untuk penyusunan RAB sebagai berikut:

      1.     Peraturan dan syarat-syarat (RKS atau kontrak).
2.     Gambar rencana.
3.     Berita acara atau risalah penjelasan pekerjaan (untuk bangunan yang dilelang).
4.     Buku analisa upah dan bahan (SNI analisa upah dan bahan).
5.     Daftar analisa harga upah dan bahan.
6.     Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan.
7.     Peraturan-peraturan bangunan negara dan bangunan setempat.

2.     Jenis rencana anggaran biaya (RAB)
  •       Rencana anggaran biaya detail (kontraktor) Anggaran Biaya ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat desain konsultan perencana seperti gambar bestek dan rencana kerja dan syarat (RKS), dalam pengerjaan pembuatannya lebih terperinci, teliti dan menyeluruh karena sudah memperhitungkan segala kemungkinan seperti melihat medan pekerjaan di lapangan dan mempertimbangkan metode - metode pelaksanaan.
  •     Rencana anggaran biaya taksiran (owner) Rencana Anggaran Biaya dibutuhkan oleh pemilik untuk memutuskan akan melaksanakan ide / gagasan untuk membangunan proyek atau tidak biasanya masih dibantu dengan Studi Kelayakan Proyek. Rencana Anggaran Biaya kasar ini juga dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara telit

3.     faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan anggaran biaya suatu bangunan yaitu

  a.   Faktor Teknis Faktor teknis antara lain berupa ketentuan-ketentuan dan persyaratan yang         harus  dipenuhi dalam pelaksanaan pembangunan serta gambar-gambar kontruksi bangunan.
 b. Faktor Non Teknis Berupa harga-harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja. Dalam menentukan anggaran biaya dapat dilakukan dengan cara menggunakan anggaran biaya (taksiran) dan anggaran biaya teliti.

Item pekerjaan pada perencanaan rencana anggaran dasar (RAB)

a.      Item pekerjaan

Dalam pembangunan konstruksi gedung/ruang dikenai istilah item pekerjaan pembangunan, item pekerjaan pembagunan ini adalah pengelompokan kegiatan yang di klarifikasikan sesuai komponen-komponen yang ada di dalam konstruksi bangunan. Pemahaman terhadap item pekerjaan akan mempermudah dalam menyusun RAB dan menyusun rencana kerja.

Item rincian yang wajib ada di dalam RAB

Berikut di bawah ini item rincian yang harus ada dalam RAB:

  1. Uraian pekerjaan. Jika pekerjaan konstruksi biasanya terdapat sub jenis pekerjaan misalnya pekerjaan persiapan, galian, urugan dan pekerjaan pondasi beton.
  2. Volume pekerjaan (Unit). Jika di dalam pengadaan barang biasanya digunakan satuan unit. Sedangkan untuk pekerjaan konstruksi kebanyakan dihitung dalam satuan meter persegi (m2), meter kubik (m3), atau unit.
  3. Harga satuan. Jika pengadaan barang cukup mengalikan harga satuan dengan unit barang sehingga ditemukan biaya belanja modal. Sedangkan untuk pekerjaan konstruksi dipisah menjadi dua bagian, yaitu harga jasa atau harga jasa berikut materialnya. Kemudian, kalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan.
  4. Total upah pekerja. Upah pekerja ini umumnya hanya untuk pekerjaan jasa konstruksi saja, yaitu didapatkan dari biaya per jam x estimasi waktu pekerjaan x total pekerja.
  5. Total material bahan bangunan.
  6. Grand Total, yaitu jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan total material atau perkalian volume dengan total upah.

        Ada beberapa langkah yang harus di perhatikan dalam menghitung RAB

a.      Mempersiapkan gambar kerja

b.     Menghitung volume pekerjaan

c.      Membuat dan menentukan harga satuan pekerjaan

d.     Menghitung jumlah biaya pekerjaan

e.      Rekapitulasi

           Analisa pekerjaan pada rencana anggaran biaya

      1.     Analisa pekerjaan

adalah proses sistematis mengumpulkan informasi tertulis tentang jenis pekerjaan apa yang harus dilakukan di perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Analisis pekerjaan bertujuan untuk menganalisis jenis pekerjaan, kualifikasi pekerja, perhitungan beban kerja, penempatan pekerja, dan menentukan standar kualitas pekerjaan.

       2.     Elemen Analisa satuan pekerjaan

Dalam RAB diperlukan harga satuan pekerjaan yang terdiri dari 3 jenis harga, yaitu harga satuan bahan, harga satuan tenaga dan harga satuan alat. Harga-harga tersebut harus diketahui terlebih dahulu dari hasil survey lapangan di mana proyek tersebut dilaksanakan.

Kemudian harga-harga satuan ini dikalikan dengan setiap koefisien yang telah ditentukan. Sehingga menjadi harga bahan, upah atau tenaga dan alat yang akan dijumlahkan menjadi harga satuan pekerjaan. Dengan kata lain, besar atau kecilnya harga satuan pekerjaan tergantung dari jumlah ketiga harga satuan tersebut yang dipengaruhi oleh:

a.       Harga satuan bahan dipengaruhi ketelitian perhitungan kebutuhan bahan dari jenis-jenis     pekerjaan.

b.   Harga satuan alat dapat disewa atau diinvestasi sesuai kondisi lapangan, efisiensi alat, metode pelaksanaan, jarak angkut dan pemeliharaan setiap jenis alat.

c.       Harga satuan upah atau tenaga dipengaruhi tingkat produktivitas dari pekerja

analisa yang di gunakan pada rencana anggaran biaya yaitu Analisa BOW dan Analisa SNI

a.     Analisa BOW

BOW adalah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan Dir. BOW pada tanggal 28 Februari 1921 nomor 5372 A pada jaman Belanda. Dalam analisa BOW, telah ditetapkan angka jumlah tenaga kerja dan bahan untuk suatu pekerjaan. Prinsip yang terdapat dalam metode BOW mencakup daftar koefisien upah dan bahan yang telah ditetapkan. Keduanya menganalisa harga (biaya) yang diperlukan untuk harga satuan pekerjaan bangunan. Dari koefisien tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan. Komposisi perbandingan dan susunan material serta tenaga kerja pada suatu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan harga material dan upahyang berlaku pada saat itu. (Mukomuko,1985)

Menurut John. W. Niron dalam buku yang berjudul Pedoman Praktis Anggaran dan Borongan (Rencana Anggaran Biaya Bangunan), 1990 analisis BOW merupakan suatu rumusan penentuan harga satuan tiap jenis pekerjaan. Satuannya ialah Rp.…./m3, Rp. …./m2, Rp. …./m’. Tiap jenis pekerjaan tercantum indeks analisis yang paten.

    Ada 2 (dua) kelompok angka/ koefisien dalam analisa, yaitu:

·       Pecahan/angka satuan untuk bahan (indeks satuan bahan)

·       Pecahan/angka satuan untuk tenaga kerja (indeks satuan kerja)

   Kegunaan nya:

·       Kalkulasi bahan yang di butuhkan

·       Kalkulasi upah yang mengerjakan

analisa BOW ini hanya digunakan sebagai tambahan pengetahuan jika diajarkan di sejumlah universitas di Indonesia. Karena dengan seiringnya perkembangan zaman ternyata sistem analisa ini sudah tidak banyak digunakan karena sudah ada standar nasional indonesia (SNI) RAB yang memberikan nilai koefisien bahan dan tenaga terbaru menyesuikan perkembangan situasi pembangunan sekarang. Penggunaan analisa BOW dapat menyebabkan pembengkakan RAB terutama pada angka koefisien tenaga. Sedangkan dalam pembuatan RAB dibutuhkan biaya yang seharusnya menggambarkan kondisi lapangan yang sebenarnya.

analisa BOW dalam RAB juga memiliki tiga jenis angka koefisien sebagai pengali angka koefisien

·       bahan bangunan,

·       upah kerja dan

·       peralatan bangunan. 

      Kelemahan Analisa BOW

a.    Merupakan produk lama yang belum diupdate sehingga sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang.

b.  Analisa BOW mengharuskan adanya koefisien kebutuhan kepala tukang pada setiap pekerjaan, kenyataannya dalam pelaksanaan pekerjaan belum tentu menggunakan jasa kepala tukang yang akhirnya membuat hasil perhitungan RAB menjadi jauh lebih besar.

c.    Munculnya jenis item pekerjaan baru yang tidak tercantum di dalam analisa BOW, seperti adanya bahan bangunan tipe baru maka belum ada dalam analisa BOW.

d.  Perkembangan teknologi khususnya dalam dunia konstruksi telah menghasilkan berbagai penemuan alat-alat proyek baru, contohnya alat berat yang belum ada di dalam analisa BOW.

 b.   Analisa SNI

SNI merupakan pembaharuan dari analisa BOW (Burgeslijke Openbare Werken) 1921, dengan kata lain bahwasanya analisa SNI merupakan analisa BOW yang diperbaharui. Analisa SNI ini dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pemukiman. Sistem penyusunan biaya dengan menggunakan analisa SNI ini hampir sama dengan sistem perhitungan dengan menggunakan analisa BOW.

Prinsip yang mendasar pada metode SNI adalah, daftar koefisien bahan dan upah tenaga sudah ditetapkan untuk menganalisa harga atau biaya yang diperlukan dalam membuat harga satu satuan pekerjaan bangunan. Dari kedua koefisien tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan dan kalkulasi upah yang mengerjakan. Komposisi perbandingan dan susunan material serta tenaga kerja pada satu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan harga material dan upah yang berlaku di pasaran.

Analisa harga satuan pekerjaan Standar Nasional Indonesia (AHS-SNI) dibutuhkan untuk menghasilkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan. RAB didapatkan dari harga upah, harga bahan dan harga alat yang diperoleh dari kondisi setempat.

 Beberapa SNI-analisa biaya konstruksi antara lain:

a.  SNI 03-2445-1991/SK SNI S-05-1990-F, Spesifikasi   ukuran   kayu gergajian untuk bangunanrumah dan gedung,

b.     SNI 03-2495-1991/SKSNI S-18-1990-03, Spesifikasi bahan tambahan untuk beton,

c.    SK SNI S-04-1989-F, Spesifikasi bahan bangunan bagian A (Bahan bangunan bukan logam),

d.     SK SNI S-05-1989, Spesifikasi baha bangunan bagian B (Bahan bangunan dari besi/baja),

e.  SK SNI-06-1989-F, Spesifikasi bahan bangunan bagian C (Bahan bangunan dari logam bukan besi),

                Volume pekerjaan pada perencaan anggaran biaya

1.     Volume pekerjaan

Yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga disebut sebagai kubikasi pelerjaan. Volume (kubikasi=) yang dimaksud dalam pengertian ini bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.

Berikut diberikan bebarapa contoh sebagai berikut:

a.  Volume pekerjaan pondasi batu kali = 60 m3., mempunyai pengertian bahwa, volume pekerjaan pondasi dihitung berdasarkan isi, yaitu panjang x lluas penampang yang sama.

b.   Volume pekerjaan atap = 124 m2., mempunyai pengertian bahwa, volume pekerjaan atap dihitung berdasarkan luas, yaitu luas bidang atap yang dapat bebbentuk segitiga, persegipanjang, trapesium dan lain-lain.

c.  Volume pekerjaan lisplank = 27 m, volume pekerjaan lisplank dihitung berdasarkan panjang, atau pekerjaan lisplank dapat juga dihitung berdasarkan luas.

d.  Volume pekerjaan besi = 258 kg., volume pekerjaan besi dihitung berdasarkan berat dari besi, yaitu jumlah panjang tulangan dikalikan dengan berat jenis besi yang bersangkutan.

e.   Volume pekerjaan kunci tanam = 15 buah, volume pekrjaan berdsarkan banyaknya kunci dan lain-lain.

cara menghitung volume pekerjaan (RAB)

a.      Pembersihan Site atau Lokasi Tanah. Cara menghitung volume: V = P x L. Pengukuran Dan Pemasangan Bouwplank. 

b.     Cara menghitung volume untuk lokasi kosong V= (P + 2) x2+(L+2) x 2 Cara menghitung volume untuk lokasi yang sekelilingnya terlah terbangun: V= (P + L) x 2

c.      Galian Tanah Pondasi. Missal pondasi berukuran lebar tapak 80 cm, lebar atas 30 cm, tinggi 75 cm, dan panjang 48 cm. cara menghitung volume nya: VA= (a + b)/2 x h x p

d.     Urugan Pasir Dan Tanah. VA= h x b x p

Rumus perhitungan volume pekerjaan

a.      Volume untuk luasan item pekerjaan (m2) = panjang x lebar

b.     Volume untuk kubikasi item pekerjaan (m3) = panjang x lebar x tinggi

c.      Volume panjang item pekerjaan (m) = panjang / tinggi

d.     Volume untuk borongan (ls, unit, buah) = esuai kesepakatan

           Harga pekerjaan dalam perencanaan anggaran biaya

       Harga Satuan Pekerjaan akan berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan harga pasaran bahan dan harga / upah tenaga kerja yang berlaku di setiap daerah. Jadi dalam menghitung dan menyusun Anggaran Biaya suatu proyek, harus berpedoman pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan di lokasi pekerjaan yang akan dibuat.

        Yang dimaksud dengan Harga Satuan Pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat dari pasaran, dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di lokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah. 

Harga satuan pekerjaan terdiri atas biaya langsung dan biaya dan biaya tidak langsung

a.     Biaya langsung (direct cost)

    Yang dimaksud dengan biaya langsung adalah biaya yang berhubungan langsung dengan konstruksi atau bangunan. Adapun biaya langsung menurut Malik (2012) diantaranya adalah:

·       Biaya untuk Bahan atau Material

Perhitungan biaya langsung untuk biaya bahan atau material, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

-        Memilih bahan dan material dengan spesifikasi dan kualitas memenuhi syarat

-        Mendapatkan harga terbaik dengan spesifikasi dan kualitas memenuhi syarat yang telah ditentukan

-        Bahan sisa atau yang terbuang (waste)

-        Cara pembayaran kepada supplier atau penjual

-        Cari harga yang terbaik yang masih memenuhi syarat bestek

·       Biaya untuk upah tenaga kerja

Perhitungan biaya langsung mengenai upah tenaga kerja ini, perlu diperhatikan beberapa hal hal sebagai berikut: 

-        Upah tenaga kerja dibedakan menjadi upah harian, borongan per unit volume atau borong keseluruhan (borong dol) untuk daerah-daerah tertentu

-        Selain tarif upah perlu juga diperhatikan faktor-faktor kemampuan dan kapasitas kerjanya

-    Sumber daya yang berkaitan dengan tenaga kerja atau buruh dan juga mandor, dapat direkrut dari daerah sekitar lokasi proyek atau tidak. Bila tidak dapat dari daerah sekitar lokasi proyek dan harus mendatangkan tenaga kerja atau buruh dari daerah lain ke daerah proyek, maka akan ada biaya tambahan. Salah satu biaya tambahan yang dimaksud adalah biaya transportasi dari daerah asal tenaga kerja atau buruh ke lokasi proyek, tempat tinggal, gaji ekstra, dan lain sebagainya

-        Harus memperhatikan undang-undang tentang tenaga kerja atau buruh yang berlaku

·       Biaya untuk penggunaan peralatan(equipments)

Hal-hal yang harus diperhatikan tentang biaya peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah sebagai berikut:

-      Peralatan yang akan dibeli oleh pihak pelaksana atau tidak disewa, perlu memperhatikan bunga investasi, depresiasi, reparasi besar, pemeliharaan dan ongkos mobilisasi

-      Jika peralatan sewa, perlu diperhatikan ongkos keluar masuk garasi, ongkos tenaga kerja yang mengoperasikan peralatan, bahan baku dan biaya operasional lainnya

c.     Biaya tak langsung (indirirect cost)

    Menurut Sastroatmadja (1984) biaya tak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat ditiadakan dari proyek. Macam-macam biaya tak langsung diantaranya adalah:

·       Biaya overhead:

-        Biaya personil di lapangan

-   Biaya untuk pembuatan fasilitas sementara proyek, seperti gudang, kantor sementara, penerangan, pagar, dan lain-lain

-        Bank garansi, bunga bank, ijin bangunan, dan pajak

-        Peralatan kecil yang umumnya habis atau terbuang setelah proyek selesai

-        Biaya personil di lapangan

-   Biaya untuk pembuatan fasilitas sementara proyek, seperti gudang, kantor sementara, penerangan, pagar, dan lain-lain

-        Bank garansi, bunga bank, ijin bangunan, dan pajak

-        Peralatan kecil yang umumnya habis atau terbuang setelah proyek selesai


Contoh Rancangan Anggaran Biaya RAB  



KURVA 'S'

    Kurva S sendiri adalah sebuah jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disajikan dalam bentuk grafis yang dapat memberikan bermacam ukuran kemajuan pekerjaan pada sumbu tegak dikaitkan dengan satuan waktu pada sumbu mendatar.
    Kurva S ini dapat dipakai untuk pengujian ekonomi dan mengatur pembebanan sumber daya serta alokasinya, menguji perpaduan kegiatan terhadap rencana kerja, pembandingan kinerja aktual target rencana atau anggaran biaya untuk keperluan evaluasi dan analisis penyimpangan. Kriteria kemajuan pekerjaan ditampilkan dalam bentuk persentase kumulatif bobot prestasi pelaksanaan atau produksi, nilai uang yang dibelanjakan, jumlah kuantitas atau volume pekerjaan, kebutuhan berbagai sumber daya dan masih banyak lagi ukuran lainnya.
    Penyebab membentuk huruf S di dalam kurva S dikarenakan kegiatan proyek berlangsung sebagai berikut:
  •        Kemajuan pada awalnya bergerak lambat
  •        Diikuti oleh kegiatan yang bergerak cepat dalam kurun waktu yang lebih lama.
  •        Akhirnya kecepatan kemajuan menurun dan berhenti pada titik akhir.
Contoh Kurva 'S' berdasarkan RAB di atas sebagai berikut.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan ke-10 Rencana Mutu Kontrak (RMK) Dalam Suatu Proyek Konstruksi

Manajemen Pengendalian Mutu, Tepat Biaya, Tepat Mutu, Tepat Waktu